PERAN BIDAN DALAM MENGUBAH MINDSET TENTANG SI KENTAL MANIS




Teman, apakah akhri-akhir ini kalian mendengar tentang pentingnya mengubah mindset tentang "susu kental manis", which is sering kita sebut susu kaleng, yang ternyata sama sekali bukan susu?

Adakah peran kental manis dalam pengaturan nutrisi dan gizi dalam 1000 HPK? Lantas, benarkah kenal manis bisa mengakibatkan stunting dan diabetes pada anak?

Lantas, di mana peran bidan dalam mengatur pola makan di masyarakat ini? Nah, mendengar kata bidan, yang terlintas pertama kali di benak, tentu saja tenaga medis yang membantu saat persalinan.

Aku termasuk beruntung sekali,
dua kali melahirkan (anak ke 3 dan anak terakhir) dibantu oleh bidan yang sangaaat baik dan berpengalaman!

Yes, bidanku ini namanya Bidan Marlina di Ciputat, Tangsel dan satunya lagi adalah Bidan Iis di Kelapa Dua Tangerang. Well, waktu melahirkan Dio memang dibawah bantuan dokter kandungan RS Sari Asih, tapi tetep aja, kontrol setiap bulan, dan menjelang persalinan, yang membantuku adalah seorang bidan. 

Yes, salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam melayani masyarakat adalah bidan. Dokter, perawat, bagian rekam medis, bagian rontgent, semua penting. Tapi, bidan adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang membantu seorang manusia lahir ke dunia!

So, itu sebabnya aku masih bersahabat dengan bidan Iis, 
bidan ahli di Tangerang dekat rumah. Kalau bidan Marlina, karena beliau punya klinik sendiri, dan sudah sepuh, ya hanya sebatas bertandang sesekali kalau hari raya.

Saking bersahabatnya, bidan Iis ini sering sekali memberikan saran-saran untukku dan cara merawat anak-anakku yang kebetulan lahirnya saling susul menyusul. Kalau tidak ada beliau, mungkin aku akan terkena sindrom baby blues juga ya!

Bidan dan perannya yang penting di masyarakat


Bagi sebagian besar masyarakat, bidan adalah akses terdekat untuk mendapatkan layanan kesehatan untuk keluarga, terutama perempuan dan anak.


Sebagai mitra dalam mengawal kesehatan perempuan sepanjang siklus kehidupan, bidan merupakan ujung tombak bagi optimalisasi 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK). Karena itu, apa yang disampaikan bidan kepada masyarakat menduduki peranan penting dalam proses edukasi gizi dan kesehatan keluarga.

Itu sebabnya, ketika ada webinar dengan tema Peran Bidan Dalam Pemenuhan Nutrisi Bayi dan Balita Yang Bebas dari Susu Kaleng - diselenggarakan oleh YAICI – Ikatan Bidan Indonesia, aku semangat untuk hadir!


Yang hadir lumayan banyak, loh, di awal webinar ada sekitar 750 bidan, dan sebagian mengundurkan diri satu per satu karena masih bertugas! Wow .. salut untuk para bidan hebat ini!

Acara dibuka oleh ibu Hj. Eni Rohaeni, S.,SiT, MA, Ketua IBI cabang Tangerang Selatan, yang memberikan sambutan dan memberikan pemahaman tentang peran bidan dalam mengedukasi kesehatan kepada masyarakat.

Disambung dengan Ibu Lilis Suryani, SKM, M. Kes.


Untuk selanjutnya, acara yang dipandu oleh MC kondang, Kang Maman Suherman ini berlangsung dari pukul 14.00 - 16.00. 

PERSEPSI MASYARAKAT SELAMA 1 ABAD TENTANG KENTAL MANIS


Ketua Harian YAICI – Arif Hidayat SE.,M.M memaparkan hasil temuan dan hasil penelitian tentang konsumsi kental manis pada balita.

Di lapangan, faktanya, balita masih mengkonsumsi kental manis, bahkan sejak usia 12 bulan, batita sudah minum kental manis setiap hari dengan jumlah 1-3 gelas!


Ya tidak sepenuhnya salah masyarakat,
la wong iklan dan promosi di awal, kental manis memang diperkenalkan sebagai susu.


Temuan kesalahan persepsi mengenai kental manis ini, berasal dari tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan, misalnya data dari posyandu atau mereka yang terjun langsung ke masyarakat.

Itu sebabnya, sekarang Bidan diharapkan sebagai garda terdepan pemenuhan nutrisi bayi dan balita bebas dari susu kaleng.

Keberadaan Bidan yang sangat dekat di masyarakat, apalagi yang kriteria menengah atau masyarakat kurang mampu, menjadikan Bidan ujung tombak dari pemenuhan kebutuhan gizi bayi dan balita.


Minimnya literasi masyarakat mengakibatkan salah pola asuh anak





Hasil temuan di lapangan ini, membuktikan bahwa selain tingkat literasi gizi masyarakat Indonesia masih rendah,  edukasi gizi untuk masyarakat dari sumber-sumber yang kredibel masih minim. 
Dalam penelitian yang dilakukan oleh YAICI bersama PP Aisyiyah dan PP Muslimat NU - terkait penggunaan susu kental manis bagi balita (Bayi dibawah lima tahun) di 5 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT dan Maluku, ditemukan 1 dari 4 anak bayi di bawah lima tahun (balita) masih meminum kental manis setiap hari.
Padahal, kental manis yang disebut susu kental manis atau yang lebih populer dengan sebutan “susu kaleng” oleh masyarakat ini - adalah produk yang digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan atau topping. 

Pentingnya Pola Makan di 1000 HPK

Kesalahan pengasuhan anak pada masa 1000 HPK akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang dan kualitas anak dimasa produktifnya kelak.

Fakta sebanyak 48% ibu mengakui mengetahui kental manis sebagai minuman untuk anak adalah dari media, baik TV, majalah/ koran dan juga sosial media dan 16,5% mengatakan informasi tersebut didapat dari tenaga kesehatan.

Karena itu, dalam rangka memperbaiki persepsi masyarakat, diperlukan komunikasi persuasif yang tepat sehingga dapat mempengaruhi orang untuk mengubah perilaku mereka ke arah yang positif.


Bukan hal yang mudah untuk merubah persepsi masyarakat yang sudah terlanjur salah tentang susu kental manis yang sejak 1 abad diiklankan sebagai minuman bergizi bagi anak. Ditambah masih ada tenaga kesehatan, salah satunya bidan yang masih menginformasikan skm adalah susu.

Stunting & Pemenuhan Gizi Keluarga

Hadir dalam kesempatan ini adalah ketua IDAI Banten - Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Hasan, Sp.A, MARS.


Pada kesempatan kali ini, 
dokter yang ramah dan santai ini kembali memberikan highlight pada Pemenuhan Gizi Anak di 1000 HPK dan Pentingnya Protein bagi Tumbuh Kembang Anak, salah satunya ada pada susu.


Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Hasan, Sp.A, MARS - atau akrab disapa dokter Rachmat, memberikan beberapa ciri susu yang baik, terutama untuk bayi dan balita.

Susu tidak hanya penting untuk bayi di bawah satu tahun, tetapi sampai ia usia balita demi mendukung perkembangan anak.  

Sebagian besar susu formula berasal dari susu sapi yang mengandung protein, karbohidrat, dan lemak dalam keseimbangan yang tepat.
Berikut beberapa kriteria susu yang sempat beliau kemukakan dalam webinar; dan yang penting : tidak membutuhkan penambahan gula!

1. Susu formula dari susu sapi

Sebagian besar susu formula berasal dari susu sapi yang mengandung protein, karbohidrat, dan lemak dalam keseimbangan yang tepat.

Protein dalam susu formula ini sudah mengalami perubahan sehingga membuatnya lebih mudah untuk dicerna.

Berbeda dengan susu sapi biasa yang mengandung protein yang lebih sulit dicerna bayi.

2. Susu formula dari susu kedelai

Susu formula jenis ini terbuat dari susu kedelai. Biasanya, bayi membutuhkan susu formula jenis ini jika bayi mengalami:
  • Intoleransi laktosa sementara karena infeksi gastrointestinal
  • Alergi susu sapi yang berhubungan dengan immunoglobulin E (IgE)
  • Galaktosemia
  • Kekurangan laktase bawaan
3. Susu formula bebas laktosa

Susu formula ini tidak mengandung laktosa (gula yang terkandung dalam susu), sehingga gula pada susu formula ini biasanya diganti dengan jenis gula lain, seperti sirup jagung.

Susu formula jenis ini cocok untuk anak yang mengalami intoleransi laktosa atau pada anak yang tidak mampu mencerna laktosa.

4. Susu UHT

Susu UHT adalah susu yang dipanaskan dengan teknologi pemanasan tinggi untuk membunuh semua mikroorganisme di dalamnya.

High Temperature Short Time (HTST) adalah metode pemanasan singkat dengan suhu 140 sampai 145 Celcius selama 4 detik yang mampu membunuh bakteri berbahaya dengan tetap menjaga nutrisi yang ada di dalam susu.

Di suhu yang sangat tinggi ini, semua bakteri pembawa penyakit berbahaya termasuk spora dan enzim yang merusak susu akan mati.

Susu yang telah dipanaskan kemudian langsung dimasukkan ke dalam wadah sehingga bakteri dari luar tidak berkesempatan untuk masuk dan mencemari susu.

Dengan sistem pemanasan yang sangat tinggi ini, susu UHT memiliki umur simpan yang lebih panjang di dalam suhu ruangan.

Akibat Makan & Minuman Yang Buruk Saat Balita (Tinggi GGL) dan Ciri-ciri Stunting


Sejak si Kecil lahir, 
berat badan ideal bayi merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian utama, karena terkait kesehatan dan tumbuh kembangnya. 

Kenaikan berat badan bayi menurut KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dijadikan acuan Ibu untuk memantau apakah kenaikan BB si Kecil sudah ideal. Nah, dr Rahmat juga memberi tahu, bahwa ternyata berat badan bayi ini memang harus dipantau, karena seiring dengan pertumbuhan anak.

Dalam benak masyarakat, 
stunting hanya berkaitan dengan pendek, padahal sebelum itu, ada pantauan atau ciri-ciri sebelum anak bisa dikatakan mengalami stunting.

Yaitu, pantau berat badan anak!
 
Jika berat badan anak setelah 2 kali pemeriksaan atau kontrol tidak naik, orangtua patut curiga.


Stunting adalah terhambatnya tumbuh kembang anak, sehingga menyebabkan perawakan yang lebih pendek dibanding teman seusianya. 

Kondisi ini disebabkan oleh terjadinya malnutrisi dalam jangka waktu lama (kronis), dan umumnya terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.

Susu Kental Manis Tidak Dianjurkan untuk Anak Dan Hasil Temuan Di Lapangan


Aktivis kesehatan anak, Yuli Supriati mengatakan di beberapa daerah, stunting masih belum menjadi kekhawatiran masyarakat. Calon ibu dan ibu-ibu muda, dikatakan Yuli masih banyak yang tidak teredukasi mengenai stunting.

“Masyarakat tidak paham apa itu stunting, apa penyebabnya, seperti apa tanda-tandanya dan apa yang harus dilakukan. Saya menemukan, beberapa anak dengan usia 2 tahun, berat badannya hanya 2 kg, tapi orang tuanya masih ngotot anaknya baik-baik saja,” jelas Yuli. 

Disebutkan Yuli, dalam kunjungannya ke Puskesmas Tigaraksa, Tangerang beberapa waktu lalu, ia mendapati sebanyak 36 anak usia dibawah 5 tahun berada dalam status gizi kurang. 

Sebanyak 21 anak diantaranya berada pada rentang usia 1 – 2 tahun.Susu kental manis mengandung gula 2 kali lipat lebih banyak daripada susu sapi biasa. 

Sementara itu, kandungan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya, seperti protein, kalsium, vitamin D, kalium, dan vitamin B12, jumlahnya jauh lebih rendah

Ingredient di dalam kental manis itu apa saja, sih?

Berdasarkan Data Komposisi Pangan Indonesia, dalam 100 gr susu kental manis mengandung 343 Kal, 10 g lemak, 3 g protein, 55 g gula, 275 mg kalsium, dan 0 g serat.

Artinya, tanpa kandungan serat, susu kental manis tidak bisa dijadikan sebuah minuman atau makanan yang mengenyangkan dan melancarkan pencernaan.

Last but not least, peran pemerintah yang berpihak pada masyarakat terhadap pangan yang tidak sehat (tinggi GGL)


Tak lengkap rasanya jika kita tidak tahu, bagaimana dan sejauh apa peran pemerintah daerah - khususnya.

Nah, DR. H. Mathodah S, M. Si memberikan keterangan bahwa sebenarnya untuk kesehatan masyarakat, telah ada Perda Asupan Gizi yang menjamin ketahanan pangan dan gizi.




Lebih lanjut,
ada saran dan usul untuk mendorong DPRD menertibkan bagian penjualan di semua pasar - baik pasar tradisional maupun swalayan untuk memisahkan bagian penjualan.

Jadi diharapkan, kental manis tidak dijadikan satu di dalam rak susu, sehingga tidak terjadi mis-interpretasi ke depannya.

Nah, demikian banyak dan sarat informasi webinar Peran Bidan Dalam Pemenuhan Nutrisi Bayi dan Balita Yang Bebas dari Susu Kaleng kali ini, semoga bisa bermanfaat dan semakin menyadarkan para orangtua untuk tak lagi memberikan kental manis sebagai pengganti susu pada bayi dan balita.




40 komentar

  1. sebanarnya iklan2 yang kita liat riwa riwi di tv maupun di jalan itu juga harus memeprbaiki bahasa mereka kali ya, la wong slama ini kita tahunya SKM ini ya susu....hahaha. Bahayanya SKM ini di konsumsi sama bayi2 yang baru lahir juga karena minimnya informasi. informasi artikel seperti ini sebenanya harus di share di banyak sosmed...biar masyarakat lebih tau dan pas dapat informasinya. makasih info nya ya mbaaa....

    BalasHapus
  2. Kental manis sebenernya bkn susu ya mba. Tapi yg udah tau juga suka cuek karena murah susu kental manis. Dan manis gitu kan. Mba Tantii baca kelapa dua jadi aku mau main ke rumaah 😆

    BalasHapus
  3. Aku juga ikutan seminar yang mengkampanyekan untuk tidak menyebut kental manis sebagai susu. Jadi mulai pembiasaan untuk menyebutnya kental manis. Alahamdulillah lingkungan sekitar mengkonsumsinya bukan dari bayi.

    BalasHapus
  4. iya mba, bidan sangat memiliki peran yang cukup penting untuk mengubah mindset masyarakat terkhusus para bumil, busui dan buibu agar paham nutrisi yang tepat bisa diberikan oleh mereka, suka miris sama ibu yang ngasih kental manis ke anaknya

    BalasHapus
  5. Perlu peran serta semuanya ya. Ya bidan, ya ortu, pemerintah, produsen, penjual. Biar anak2 bebas stunting

    BalasHapus
  6. bidan adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang membantu seorang manusia lahir ke dunia!
    Sepakaaatt bgt Mak Neng!
    Dan soal mindset masyarakat ini memang harus ada pihak2 profesional yg bantu utk mengubah ya.
    Bidan adalah sosok yg sangat tepat!

    BalasHapus
  7. Kalau aku stlh tahu kandungan SKM ini waktu itu, bukan susu menyebutnya. Tapi Sirup Kental Manis, Mbak. Hwhheheh. Memang ya Mbak, masih banyak sekali orang tua baru yang belum paham kandungan SKM, blm tahu stunting itu apa. Masih banyak tugas para ahli untuk mengedukasi masyarakat dan kita harus membantu menebar ilmu tersebut. Bisa melalui tulisan seperti blog km ini. Sangat bermanfaat, lho. Izun aku share ya mbak di status WA.

    BalasHapus
  8. Ternyata masih banyak yang beranggapan SKM sebagai susu ya..duh, sayang jika akan ada efek stunting pada ank di masa depan.memang perlu peran serta bidan untung mengubah mindset tentang SKM ini. Semoga dengan sosialisasi dan edukasi nutrisi anak akan tercukupi sesuai kebutuhannya

    BalasHapus
  9. lihat contoh keluarga di berbagai daerah yang masih mengira kental manis itu seperti susu biasa yaaa wajar sih, Neng. Dulu tuh kalau pulang ke kampung suami, anakku dikasih kental manis dicampur air hangat. "Ini, nih, minum susu." Gitu katanya. Lha gimana, kental manis kan bukan susu tapi pesan ini belum sampai ke sana.

    BalasHapus
  10. nah, bener. mereka yang ada di lini ujung yang bersentuhan langsung dengan masyarakat ini mengemban peran penting banget. bidan, ibu2 pkk, ibu2 posyandu, makin keren kalau dilibatkan. karena sudah kadung dan terlalu lama salah kaprah. di sisi lain, orang iklan demen banget. brandingnya sukses. meski dampaknya membodohi masyarakat.

    BalasHapus
  11. Bener banget, Kak. Selama ini banyak masyarakat yang salah kaprah tentang kental manis ini, bahkan di tempatku banyak orang tua yang mengganti ASI atau sufor ke kental manis karena menganggap kental manis itu susu dan harganya juga terjangkau banget.
    Padahal dampaknya ga baik buat pertumbuhan anak, memang harus ada yg memberikan edukasi kepada orang tua tentang kental manis ini.

    BalasHapus
  12. Waduh jauh-jauh deh dari stunting karena efeknya sangatlah berbahaya bagi anak, Saya juga mengoptimalkan asupan gizi bagi anak² Saya.

    BalasHapus
  13. sedih ya, susu kental manis ini malah dikonsumsi menengah ke bawah

    mereka tega nggak ngasih ASI dan malah SKM untuk bayinya

    waktu keluar masuk pemukiman padat saya sering nemu kasus seperti ini

    semoga mereka semakin melek sesudah ada perubahan jadi keental manis

    BalasHapus
  14. Edukasi seperti ini wajib banget sampai ke desa2, kebetulan saya tinggal di kampung dan susu kental manis dianggap sehat dan bisa dijadikan pengganti asi. Huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya dan bidan adalah ujung tombaknya, soalnya kalau di kampung, bidan itu nggak cuma melayani ibu dan balita aja, tapi semua usia kalau sakit ya berobatnya ke bidan

      Hapus
  15. Stunting memang bisa bahaya banget bagi perkembangan si kecil ya kak. Sufor memang penting dihindari oleh bayi..

    BalasHapus
  16. 3 dari adik Ibu saya berprofesi sebagai bidan. Jadi saya paham dengan tugas-tugas mereka dan bagaimana mereka menjadi salah satu tiang sosialisasi berbagai isu yang menyangkut kesehatan masyarakat. Untuk kehidupan di tempat yang jarang tersentuh atau memiliki dokter, seperti di salah satu desa/dusun tempat salah seorang Tante bidan saya tinggal, masyarakat mempercayakan hampir segala hal yang menyangkut kesehatan ke bidan. Gak cuma urusan melahirkan tapi juga berobat untuk penyakit yang ringan-ringan.

    BTW, isu susu kental manis, bukan konsumsi anak-anak ini sudah saya dengar lama. Yang pasti susu jenis ini hanya untuk campuran masakan saja. Itupun musti hati-hati dalam penggunaannya agar tidak melebihi batas wajar. Dan bener banget, jangan sampai susu ini mengakibatkan stunting pada bayi dan anak-anak hanya karena orang tua tidak memiliki pengetahuan tentang itu atau terpaksa menggunakan susu ini karena relatif lebih murah.

    Semoga dengan sosialisasi seperti ini, semakin banyak publik yang paham ya Mbak.

    BalasHapus
  17. Miris kalo tau masih ada yang nyusuin anaknya dengan susu kental manis (SKM), karena SKM kan untuk pelengkap sajian makanan or minuman. Andaikata kesulitan keuangan, ya mudah-mudahan bisa dibantu ya dengan adanya susu of course ASI atau formula, susu kedelai dan UHT.

    BalasHapus
  18. Ada anak 2 tahun yang beratnya cuma 2 kg dan ibunya massih bilang kalau anaknya baik-baik aja? ya ampun, anak ketigaku lahir beratnya 2,3 kg aja aku tuh rasanya sedih banget melihat tubuhnya kok sekecil itu.

    Tetanggaku juga masih banyak anak-anak yang konsumsi kental manis dan bilangnya "minum susu", karena pemahaman "susu kental manis" ini kan udah lama banget ya mbak, jadi memang butuh waktu juga menyadarkan masyarakat kalau mindset ini keliru

    BalasHapus
  19. saya tiga kali lahiran dibantu bidan. Btw, suka sedih deh saat melihat masih banyak orang tua yang menganggap SKM itu sebagai susu

    BalasHapus
  20. Kalau menurut daku Bidan juga memiliki peranan penting ya Mak, karena saat Ibu Hamil berkonsultasi bisa diberikan gambaran nantinya bayi untuk mendapat asupan ASI. Soalnya waktu nemenin kakak daku ke bidan begitu memang.

    BalasHapus
  21. Selain kurangnya literasi, kadang kondisi ekonomilah yang bikin orang tua 'terpaksa' ngasih balitanya SKM yang bukan susu.

    Cukup kompleks juga ya, masalah stunting. Yang jelas ada faktor kesenjangan ekonomi, kesenjangan pendidikan n akses informasi.

    Acara begini bagus dan perlu diperbanyak ya.

    Mudah2an kita bisa ikut andil dlm memberi pemahaman lewat tulisan. Syukur2 bisa menjadi jalan rizki banyak keluarga, agar para ibu bisa mencukupi gizi keluarga dengan layak, termasuk susu.

    BalasHapus
  22. Salah kaprah ini memang bisa berbahaya. Produk bukan susu, dibilang susu. Udah tertanam jadi top of mind, sekarang butuh waktu untuk menanamkan kembali kalau kental manis bukan susu. Peran tenaga kesehatan sangat diperlukan. Terutama Bidan karena punya peran besar mengedukasi Ibu² yg sedang mengandung janin, yg masa Golden Agenya sudah dimulai sejak didalam kandungan.

    BalasHapus
  23. Wow hadir 750 bidan semoga bisa mewakili dan memfasilitasi orang tua dalam mengubah mindset si susu kaleng ini yaa. Dan memang tidak dianjurkan ya Makneng. Jadi inget dulu, aku punn merasakan si skm ini swaktu kecil dan di kasih sama nenek dan bibi2. Hahaaa.
    Semoga saja dengan pemaparan di atas dapat dipahami dan didukasikan terus oleh para bidan kepada calon ibu 2 yang akan mempunyai anak.

    BalasHapus
  24. Kalau pas pulang kampung, masih banyak lho orangtua yang memberikan Susu Kental Manis ini sebagai susu untuk anak-anaknya. Keluarga saya pula huhuhu..kalau dikasih tahu, pasti jawabannya karena hanya mampu beli SKM :( padahal kan mendingan gak usah beli SKM aja..

    BalasHapus
  25. Memberi nutrisi kepada bayi dan balita itu memang agak challenging, apalagi pada masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang dekat dengan kerja bidan.

    Saya setuju bidan punya peran yang strategis untuk mengedukasi masyarakat segmen ini.

    Cuman yang saya ketahui, seringnya bidan baru ketemu kaum ibu-ibu ini ketika ibu-ibu lagi berobat atau mau vaksinasi. Sehingga edukasi baru bisa dikerjakan pada saat tersebut, dan sebetulnya ini kurang maksimal.

    Saya sih lebih suka kalau bidan-bidan itu aktif mengedukasi di sosial media pribadinya sehari-hari, supaya masyarakat yang terpapar edukasinya itu nggak cuman ketika lagi berobat atau vaksinasi doang, tapi juga ketika dalam keadaan casual. Mindset itu bukan berubah dengan kilat, tapi harus ditumbuhkan secara perlahan, dan kadang-kadang perlu waktu bertahun-tahun.

    BalasHapus
  26. Suku Kental Manis memang bukan untuk bayi, jadi kita harus banyak-banyak beredukasi tentang SKM ini, soalnya banyak yang salah paham kalau SKM itu susu, padahal cuma pemanis buat bikin kue

    BalasHapus
  27. Setuju, bidan memang garda depan dalam mengubah mindset, jadi kudu dibekali dan membekali diri dengan informasi terkini.

    Apalagi kalau di daerah 3T ya, di mana akses kesehatan terbatas.

    Aku ingat waktu masa kecil di Sumatera, hampir semua warga berobat dan terutama melahirkan, semuanya ke bidan.

    Apalagi biasanya bidan itu lebih humanis dan ramah di kantong tarifnya.
    Cucok meong.

    BalasHapus
  28. Bidan nih zaman skrng kyknya jga makin mengedukasi dalam pemberian ASI dan juga gizi anak ya mbak.
    Aku keinget dulu pernah ketemu bidan puskesmas yang baik yg ngajarin aku menyusui dan memerah asi juga.
    Mungkin ibu yg kasi SKM gk paham kalau SKM bukan susu, emang kata "susu" di merknya tu menyesatkan. Peran nakes yang bersentuhan langsung dengan masyarakat seperti bidan sangat dibutuhkan utk edukasi soal ini.

    BalasHapus
  29. pemenuhan gizi pada balita dan anak butuh perhatian dan peran dari semua pihak ya mbak, termasuk para bidan
    harapannya agar anak ank indonesia tumbuh sehat dgn gizi yg tepat ya mbak

    BalasHapus
  30. Peran bidan memang penting banget dalam mengedukasi ortu tentang asupan gizi anak. Waktu lahiran anak kedua di negara tetangga juga saya dibantu bidan. Setelah si anak lahir tumbuh kembangnya pun dipantau oleh bidan dan dokter sampai umur 5 tahun. Bahkan asupan gizinya diperhatikan termasuk pemberian susu.

    BalasHapus
  31. Bidan sebagai yang paling dekat dengan ibu hamil menyusui penting banget emang kudu sering ingetin terbaik ASI

    Dan kental manis bukan susu manis semua :"(

    BalasHapus
  32. Aku jadi keingetan beberapa waktu lalu pernah bikin tulisan tentang SKM ini, berdasarkan hasil risetku juga. Karena memang dibeberapa daerah masih terdapat balita diberikan skm. Makanya senang sekali deh ini sekarang dengan adanya peran bidan untuk menyambungkan informasi.

    BalasHapus
  33. Bidan punya peran pentig juga ya untuk mengubah mindset tentang SKM. Sejak masih diperut bayi udah dikondisikan untuk tidak minum SKM.

    BalasHapus
  34. Wah penting banget ya edukasi ke masyarakat terutama bidan karena dia ujung tombak para ibu dalam membesarkan buah hati

    BalasHapus
  35. Aku jadi ingat saat anakku masih kecil, para tetangga yang asik ngemong anak di luar rumah sambil ngerumpi ini membicarakan anak-anaknya suka minum apa.
    Saat ada ibu yang jawab merk susu A, B, C...ada ibu yang kasih tau dan bangga kalau anaknya doyan banget minum SKM. Tapi ya gitu...jadi bolak-balik penuh niih..popoknya.

    Huhuu...
    Ini di Bandung kota aja edukasinya masih minim sekali. Gak kebayang di pelosok Indonesia.

    BalasHapus
  36. Eleuh berarti ortu aku salah kaprah dulu ganti susu formula aku ke susu kental manis. Tapi tetep sih aku minumnya bolong-bolong. Hahaha. Mau sungkem sama para bidan yang lagi berusaha buat ubah mindset SKM ini, semoga berkah usahanya dan makin banyak orang tua yang jadi tersadarkan.

    BalasHapus
  37. Serem juga ya dampaknya konsumsi si kental manis efeknya bisa berkepanjangan dan memang penting peran semua pihak terutama bidan sebagai garda terdepan dalam pemenuhan nutrisi bayi dan balita sejak masa 1000 HPK

    BalasHapus
  38. Alhamdulillah sekarang sudah banyak edukasi khususnya mengenai kental manis. Kalo dulu di desa, kebanyakan ibu ibu ngasih ya selalu kental manis sebagai pengganti susu. Alasan yang beberapa kali saya dengar karena harganya murah dan enak

    BalasHapus
  39. Melahirkan anak kedua dulu saya dibantu bidan. Beliau wanti-wanti banget sebelum usia 2 tahun jangan dikasih Susu kental manis apalagi kalau dicairkan dibikin susu dalam gelas. Rawan obesitas.

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)