RAHASIA KECIL AISYAH


    Di sebuah kota kecil, hiduplah seorang gadis bernama Aisyah. 

Aisyah adalah seorang siswa yang cerdas dan berbakat, namun memiliki satu kelemahan besar: ia suka menunda pekerjaan. 

    Setiap kali ada tugas dari sekolah atau pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, Aisyah selalu berkata pada dirinya sendiri, "Nanti saja, masih ada waktu."

    Suatu hari, Aisyah mendapatkan tugas besar dari gurunya untuk membuat proyek sains yang harus dikumpulkan dalam dua minggu. Dengan semangat yang membara, ia awalnya berniat untuk segera memulai. Namun, begitu pulang ke rumah, ia melihat novel favoritnya yang baru dibeli tergeletak di meja. "Aku akan membaca sebentar saja, lalu mulai mengerjakan tugas," pikir Aisyah.

    Namun, bacaan sebentar berubah menjadi beberapa jam. Hari berganti malam, dan proyek sains itu masih belum tersentuh. Hari-hari berlalu, dan setiap kali Aisyah ingin memulai, ada saja yang mengalihkan perhatiannya: acara TV favorit, undangan jalan-jalan dari teman, atau bahkan hanya bersantai di kamar.




    Seminggu berlalu, dan Aisyah mulai merasa cemas. Ia tahu waktu semakin menipis, tetapi rasa takut dan cemas justru membuatnya semakin sulit untuk memulai. Hingga suatu hari, ibunya menyadari kegelisahan Aisyah dan mengajaknya bicara.

    "Aisyah, Ibu perhatikan kamu sering menunda pekerjaan. Apakah ada yang ingin kamu ceritakan?" tanya ibu dengan lembut.

    Aisyah menghela napas, lalu menceritakan semua kegelisahannya. Ibu mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu memberikan nasihat yang bijak.




 "Terkadang, pekerjaan besar bisa terasa menakutkan. Cobalah memecahnya menjadi bagian-bagian kecil dan selesaikan satu per satu. Dan ingat, mulai adalah setengah dari perjuangan."

    Malam itu, Aisyah memutuskan untuk mengikuti nasihat ibunya. Ia duduk di mejanya dan menuliskan semua langkah kecil yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan proyek sainsnya. Mulai dari mencari bahan, membuat kerangka, hingga menulis laporan. Setiap langkah tampak lebih mudah dihadapi daripada memikirkan proyek besar itu sekaligus.

    Aisyah juga mencoba teknik Pomodoro yang dia baca di internet. Ia bekerja selama 25 menit, lalu beristirahat selama 5 menit. Ternyata, metode ini sangat efektif! Setiap kali ia menyelesaikan satu sesi, ia merasa semakin termotivasi untuk melanjutkan.

    Hari-hari berikutnya, Aisyah semakin disiplin. Meskipun godaan untuk menunda tetap ada, ia terus mengingatkan dirinya sendiri tentang betapa lega dan puasnya nanti ketika proyek itu selesai tepat waktu. Dengan usaha dan tekad yang kuat, akhirnya Aisyah berhasil menyelesaikan proyek sainsnya sehari sebelum tenggat waktu.


    Ketika Aisyah menyerahkan proyeknya, gurunya terkesan dengan hasil kerja kerasnya. Tidak hanya mendapat nilai yang baik, Aisyah juga merasa bangga karena berhasil mengatasi kebiasaannya menunda pekerjaan.
Dari pengalaman itu, Aisyah belajar bahwa kunci untuk mengalahkan prokrastinasi adalah dengan mengambil langkah kecil dan tetap konsisten. Ia kini lebih terorganisir dan jarang menunda pekerjaan lagi, membawa perubahan positif dalam hidupnya.
Dan begitu, Aisyah menemukan rahasia untuk mengatasi prokrastinasi, yang membawa kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

9 komentar

  1. Wah, baru tahu nih aku tentang teknik Podomoro. Kerja 25 menit, beristirahat 5 menit. Jadi ada jeda yang dapat bernafas dulu. Memang sebaiknya dan seharusnya kita tidak menunda pekerjaa. Makin pusing nanti apalagi jika mencapai deadline. TFS mak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. POMO- DORO jeng Nurul qiqiqii iya aku pun sesudah mengulik jadi tau, suwun yo

      Hapus
  2. Teknik Pomodoro ini salah satu yang cukup ampuh buat aku mbak, dan dibarengi dengan bikin to-do list. Pernah coba beberapa teknik lain untuk meningkatkan produktivitas tetapi belum nemu yang efektifnya sama seperti Pomodoro. Oya, kebetulan di laptop aku juga udah ada tuh timer yang bisa diatur mengikuti teknik Pomodoro, jadinya klop deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu doooos lop yu pul
      duh pengen deh belajar padamu - apa daya aku masih jadi busy bee at home

      Hapus
  3. Menggoda sekali memang untuk menunda pekerjaan ini.
    Dari mulai hal kecil, "Ah cuma scroll medsos"... lah berkembang ke hal yang lebih lamaa...
    Huhuhu.. aku jadi sedih sekali kalo uda mulai prokrastinasi. Padahal kalau uda beres, auto pukpuk diri sendiri.. "Sugohaessoyooo"

    BalasHapus
    Balasan
    1. 힘내세요, 아가씨들!
      himnaeseyo, agassideul!

      Hapus
  4. Bisa juga nih kak, kerja 25 menit istirahat 5 menit, sejauh ini aku suka buat list pekerjaan dan menempelkannya di papan catatan, jadi kelihatan mana yang harus dikerjakan duluan. Dengan metode ini, bisa mata gak jenuh ya kak, jadi pas istirahat 5 menit mata bisa dialihkan ke hal lainnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya aku seringnya sih jalan jalan bentar atau aku sengaja nyalain air hehehhe

      Hapus
  5. Aku pun menerapkan teknik serupa dan alhamdulillah, pekerjaan selesai pada waktunya dan tidak lagi tuh mepet deadline, kecuali lupa. Heheh

    BalasHapus

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BLOG NENG TANTI (^_^)